MASALAH
KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
1. Perkembangan Jumlah
Penduduk Indonesia
Sebelum
tahun 1960, di Indonesia terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat besar. Para
ahli demografi masih mentolerir lonjakan itu. Hal ini tersebut disebabkan pada
saat negara mengalami revolusi fisik belum adanya kebijaksanaan pemerintah di
bidang kependudukan.
Pada
tahun 1961-1970, perkembangan jumlah penduduk Indonesia masih diwarnai oleh
lonjakan yang juga tidak lepas dari negara kita. Jumlah penduduk pada periode
ini mencapai 119 juta. Bayi yang dilahirkan pada periode awal tahun 1950-an,
pada akhir tahun 1970-an, dan menjelang tahun 1980-an telah menjadi pasangan
usia secara biologis siap berproduksi. Jumlah penduduk pada tahun 1970, yaitu
dalam kurun waktu 10 tahun, penduduk di negara kita bertambah sekitar 22 juta
jiwa dan tahun 1980 jumlah penduduk negara mencapai 147,5 juta jiwa.
Pada
tahun 1990, hasil sensus menunjukkan bahwa penduduk Indonesia bertambah sekitar
32 juta, padahal perjalana KB telah berjalan lebih dari 19 tahun. Jika
dibandingkan dalam angka absulut, jumlah penduduk tahun 1990 jauh lebih
dibandingkan tahun 1980. Namun, dilihat dari tingkat pertumbuhannya (growth)
ternyata telah mengalami penurunan pada rentang tahun 1971-1980 tingkat
pertumbuhan mencapai 2,34%, sedangkan periode tahun 1980-1990 ternyata telah
menurun menjadi 1,98%. Artinya, program KB telah menunjukkan hasil periode
1990-2000 tingkat pertumbuhan penduduk turun menjadi 1,35 %. Diharapkan periode
2000-2010 tingkat pertumbuhan di bawah 1,35%.
2.
Faktor –faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk
Bertambah
atau berkurangnya penduduk suatu negara atau daerah ditentukan oleh
kelahiran,kematian dan migrasi . perubahan penduduk tersebut, baik pertambahan
atau pun penurunannya disebut pertumbuhan penduduk.
a. Pertumbuhan
penduduk
Pertumbuhan penduduk
dapat dibedakan atas pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total.
·
Pertumbuhan penduduk alami
Pertumbuhan penduduk alami ialah selisih
jumah kelahiran dengan jumlah kematian. Karena jumlah imigran dan emigran
relatif sedikit, biasanya tidak diperhitungkan.
Rumusnya adalah
T = pertumbuhan Penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
·
Pertumbuhan penduduk total
Berbeda dengan
pertumbuhan alami, pertumbuhan penduduk total memperhitungkan migrasi (
imigrasi dan emigrasi ) dengan rumus sebagai berikut
T = pertambahan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi
E = jumlah emigrasi
Pertumbuhan penduduk
dapat digolongkan menjadi tinggi,sedang dan rendah. Pertumbuhan penduduk
dikatakan rendah. Jika T kurang dari 1 %, pertumbuhan peduduk dikatakan sedang
jika T antara 1-2 % dan pertumbuhan penduduk dikatakan tinggi jika T di antara
2 %.
b.
Proyeksi Penduduk
Jumlah pendudk pada masa yang akan datang dapat diproyeksikan
atau diperkirakan. Informasi mengenai jumlah penduduk masa yang akan datang
sangat penting. Misalnya, untuk merencanakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan kemajuan dan kesejahterahan penduduk.
Rumus proyeksi penduduk
adalah
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahun 0 atau tahun
dasar (diketahui)
N = jumlah tahun antara 0 hingga n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun
(dalam %)
c.
Kelahiran
Kelahiran
merupakan salah satu unsur kepeddudukan yang bersifat menambah jumlah penduduk.
Kelahiran adalah kemampuan seorang wanita melahirkan yang tercermin dalam
jumlah bayi yang dilahirkan.
Kelahiran
bayi dapat dibedakan menjadi lahir hidup dan lahir mati. Bayi dikatakan lahir
hidup (life birth) apabila sewaktu lahir mempunyai tanda-tanda kehidupan,
misalnya bernapas,mengerak-gerakan otot, ataupun ada denyut jantung. Apabila
bayi sewaktu lahir tidak menunjukkan tanda –tanda kehidupan disebut lahir mati (still birth).
Ada
beberapa faktor yang mendukung kelahiran
(pronatalistas) dan menghambat kelahiran ( antinatalitas).
1.
Faktor –faktor Pronalitalitas
Faktor – faktor
pronatalitas sebagai berikut
- Kawin
Usia Muda
Apabila seorang wanita
pada usia muda, masa reproduksi (melahirkan) menjadi lebih lama. Artinya
kesempatan untuk mempunyai anak lebih banyak.
- Tingkat
Kesehatan yang rendah
Banyaknya bayi
meninggal menyebabkan orang tua cenderung memilih mempunyai banyak anak sebagai
cadangan. Artinya apabila ada yang meninggal masih ada gantinya.
- Anggapan
banyak anak banyak rezeki
Anak sebagai sumber
tenaga kerja sehingga memunculkan anggapan makin banyak anak, makin banyak
tenaga kerja.
2.
Faktor – faktor Antinatalitas
Faktor- faktor antinatalitas,
antara lain sebagai berikut
a. Ketentuan
batas usia menikah, Di Indonesia batas menikah bagi wanita minimal berusia 16
tahun sedangkan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
b. Program
pemerintah yang membatasi kelahiran yaitu program keluarga berencana dengan
segala peralatan pencegah kehamilan.
c. Pembatasan
tunjangan anak sebagai pegawai negari.
d.Anggapan
sebagai orang tua bahwa anak merupakan beban orang tua. Khususnya pada zaman
modern ini.
Dasar
penngukuran kelahiran adalah sebagai berikut
1. Angka
Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar
(crude birth rate/ CBR) menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk per
tahun, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
CBR = banyaknya anak yang lahir (birth) pada tahun
tertentu
P
= jumlah penduduk (population ) pada
pertengahan tahun
K = konstanta (1.000)
Tingkat kelahiran kasar dapat dibedakan
menjadi tiga golongan yaitu tinggi,sedang dan rendah. Dikatakan tinggi jika
tingkat kelahiran kasar suatu daerah lebih dari 30, sedangkan jika tingkat
kelahiran 20-30 tergolong sedang, dan rendah jika tingkat kelahiran kurang dari
20.
2.
Angka kelahiran menurut Umur
Karena tidak
memerhatikan pembagian menurut jenis kelahiran dan golongan umur,cara CBR
seringkali kurang memuaskan. Oleh sebab itu, digunakan ASBR (age Specific Birth
Rate) ASBR ialah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1.000 wanita
golongan umur tertentu per tahun dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan =
B = jumlah anak yang lahir dari wanita umur
X
P = jumlah wanita pada kelompok umur X
X = umur wanita dalam kelompok umur lima
tahun atau sepuluh tahun
(20-24:25-29;30-34 dan seterusnya)
d.
Kematian ( Mortalitas)
Sudah
disinggung sebelumnya bahwa kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk. Naik turunnya
jumlah penduduk dipengaruhi oleh naik turunnya tingkat kematian. Tingkat
kematian. Tingkat kematian adalah jumlah kematian setiap seribu penduduk setiap
tahun.
Tingkat
kematian penduduk berbeda-beda biasanya tingkat kematian penduduk laki-laki lebih
tinggi dibanding penduduk perempuan.
Singkatnya
, tingkat kematian penduduk dipengaruhi oleh faktor sosial,ekonomi, pekerjaan,
tempat tinggal, pendidikan, umur, dan jenis kelamin. Semua faktor itu, menurut
sifatnya dapat dibedahkan menjadi faktor pendukung (promortalitas) dan faktor
penghambat kematian (antimortalitas).
-
Faktor antimortalitas adalah :
a.
Tersdia fasiliats kesehatan yang memadai
b.
Lingkungan bersih dan teratur.
c.
Ajaran agama yang melarang bunuh diri
d.
Tingkat kesehatan masyarakat yang tinggi
sehingga peduduknya tidak mudah terserang penyakit.
-
Faktor promortalitas adalah :
a.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
b.
Fasilitas kesehatan yang kurang memadai,
misalnya kurang rumah sakit, peralatan kesehatan dan obat-obatan.
c.
Sering terjadi kecelakaan lalu lintas.
d.
Bencana alam yang menelan korban jiwa.
e.
Terjadi peperangan.
f. Tindakan
bunuh diri.
Pengukuran
kematian dapat digunakan dengan angka kematian kasar dan angka kematian menurut
umur.
1. Angka
kematian kasar.
Angka
kematian kasar (CDR) adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000
penduduk setiap tahun. Rumusnya adalah :
Keterangan :
CBR = banyaknya anak yang lahir (birth) pada tahun
tertentu
P
= jumlah penduduk (population ) pada
pertengahan tahun
K = konstanta (1.000)
2. Angka
kematian menurut umur
Banyaknya
kematian pada kelompok umur tertentu setiap seribu penduduk dalam kelompok umur
yang sama disebut juga ASDR atau age specific death rate ( angka kematian
menurut umur ). Dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan
:
Dx =
jumlah kematian dalam kelompok umur X (0-14 ; 15-19, dan seterusnya)
P
=
jumlah penduduk kelompok umur X
K =
konstanta (1.000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar